Wednesday, 4 March 2015
Karangan Bunga Ulang Tahun Yang Romantis
Pengertian bunga ulang tahun, bunga yang diberikan atau dikirimkan untuk memberikan ucapan selamat kepada yang sedang merayakan ulang tahun atau pertambahan umur, bunga ulang tahun memiliki model dan karakter rangkaian bunga yang berbeda, yang menyebabkan model dan bentuk berbeda adalah tujuan/ maksud beserta umur yang merayakan ulang tahun.
Bunga Ulang Tahun Untuk Perusahaan,Kantor,Atau Organisasi (Bunga Papan,Bunga Meja,Bunga Standing)
Umur juga bisa mempengaruhi bunga apa yang akan kita kasih dan dikirimkan kepada ybs, contoh untuk remaja bunga tangan adalh jenis rangkaian yang paling cocok dan bunga pink atau merah muda untuk dominan warna, untuk umur yang lebih dewasa hand bouquet atau karangan bunga meja yang sangat pantas untuk diberikan dan menggunakan warna merah terang,maron, atau warna orange sesuai dengan sifat kedewasaan yang dimiliki.
Untuk Pemesanan bunga ulang tahun tidak ada salahnya anda terlebih dahulu mendiskusikan dengan staff pada florist yang akan anda pesan ataupun langsung datang ke toko bunga tersebut untuk mendapatkan saran langsung supaya karangan bunga anda diterima dengan baik dan senang hati.
Hubungi selalu toko bunga kami di (021-60748581 - 081932278945) dengan mudah, kami menyediakan segala keperluan bunga Anda khususnya karangan bunga ulang tahun yang romantis untuk pacar
Cara Menghilangkan Bekas Luka
1. Menggunakan lidah buaya
Cara pertama yang dapat anda coba yakni dengan menggunakan lidah buaya. Caranya yakni dengan mengoleskan gel lidah buaya pada bekas luka. Cobalah untuk menerapkan cara ini 2-3 kali dalam sehari. Bahan alami ini dapat merangsang tumbuhnya sel kulit baru karena mengandung asam amino dan ligmin yang cukup banyak.
2. Madu
Madu juga mampu meregenerasi kulit kita, sehingga dapat mempercepat proses pemudaran bekas luka. Cara menggunakannya yakni cukup dengan mengoleskan madu kemudian diamkan selama 15-20 menit. Cara ini dapat anda terapkan kapan saja, bahkan saat malam hari ketika hendak tidur juga bisa.
3. Minyak zaitun
Caranya cukup dengan mengoleskan minyak zaitun pada bekas luka dikulit anda. Jika ingin lebih efektif lakukan juga pemijatan agar kandungan minyak zaitun dapat meresap.
4. Buah mentimun
Cara pertama yakni haluskan terlebih dulu buah mentimun kemudian balurkan pada bekas luka di kulit. Terapkan cara ini pada malam hari saat hendak tidur dan biarkan sampai pagi hari. Agar mentimun tidak berceceran anda dapat menggunakan perban.
5. Mengkudu
Cara menggunakannya yakni balurkan mengkudu yang sudah di blender. Setelah itu diamkan selama 15-20 menit dikulit anda, langkah terakhir yakni bersihkan menggunakan air.
6. Daun mint
Langkah pertama yakni tumbuh dulu 5-6 lembar daun mint kemudian oleskan pada bekas luka di kulit. Diamkan beberapa saat sampai mengering kemudian bersihkan menggunakan air. Sisa bahan dapat anda simpan di kulkas untuk pemakaian berikutnya.
7. Jeruk nipis
Anda dapat menggosokan irisan jeruk nipis pada bekas luka kemudian bilas menggunakan air hangat. Terkadang cara ini memberikan rasa pedih, meskipun demikian apabila dilakukan secara rutin maka dapat menghilangkan bekas luka.
8. Minyak lavender, minyak biji rami, ekstrak biji anggur, dan vitamin E.
Beberapa bahan tersebut dapat memudarkan bekas luka lama di kulit meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. Anda dapat menggunakan produk penghilang bekas luka yang kini sudah banyak dijual karena produk tersebut biasanya mengandung beberapa bahan alami tersebut.
Nah itulah beberapa cara menghilangkan bekas luka secara alami yang dapat saya berikan kali ini. Ingat, tidak ada proses instan dalam menghilangkan atau memudarkan bekas luka. Bahkan cara modern seperti operasi dan penggunaan laser pun memerlukan waktu yang cukup lama. Saran saya cobalah menerapkan cara diatas secara rutin. Sekian tips kesehatan kali ini, semoga dapat membantu anda.
Bacaan Dzikir yang Shahih Setelah Shalat Fardhu Sesuai Sunnah
Berikut
ini adalah bacaan-bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu, yang sesuai
dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. (dibaca setelah
salam).
1. Membaca :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَالإِكْرَامِ
Astaghfirullaåh. Astaghfirullaåh.
Astaghfirullaåh. Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya
dzaljalaali wal ikraam.
“Saya memohon ampun kepada Allah.(3x)
Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau
wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”
Keterangan: HR. Muslim no.591 (135), Ahmad
(V/275,279), Abu Dawud no.1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.737,
ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah no.928 dari Sahabat Tsauban radhiyallaahu ‘anhu.
Perhatian: Hendaklah dicukupkan dengan
bacaan ini dan jangan ditambah-tambah dengan macam-macam bacaan lainnya yang
tidak ada asalnya dari Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa sallam. (Lihat Misykaatul
Mashaabiih 1/303)
|
2. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ
وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa
yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan
benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang
dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”
Keterangan: HR. Al-Bukhari no.844 dan Muslim
no.593, Abu Dawud no.1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah
no.742, ad-Darimi I/311, dan An-Nasa-i III/70,71, dari Al-Mughirah bin
Syu’bah.
|
3. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaaha
illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli
syay-in qådiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah, laa ilaaha illallaah,
walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul fadhlu walahuts tsanaaul
hasanu, laa ilaaha illallaåh mukhlishiyna lahuddiyn walaw karihal kaafiruun.
"Tidak ada
Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan
pertolongan) Allah. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan
hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah,
dan pujian yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun
orang-orang kafir tidak menyukainya.”
Keterangan: HR.
Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5, Abu Dawud no. 1506, 1507, an- Nasa-i
III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741, Dari ’Abdullah bin az-Zubair Rahimahullah.
|
4. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli
syay-in qådiir.
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar
melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah
mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan
Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap
selesai shalat maghrib dan shubuh).
Keterangan: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa setelah
shalat Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa
ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy
wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’ sebanyak 10x Allah
akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10
derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan
syetan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi
berkata: Hadits ini hasan gharih shahih.”
|
5. Membaca :
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى
ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a-’inniy ’ala dzikrika wa
syukrika wa husni ’ibaadatika.
“Ya
Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta
beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Keterangan: HR.
Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan
III/273) dan dishahihkannya, juga disepakati oleh adz-Dzahabi, yang mana
kedudukan hadits itu seperti yang dikatakan oleh keduanya, bahwa Nabi
shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wasiat kepada Mu’adz agar dia
mengucapkannya di setiap akhir shalat.
|
6. Membaca :
سُبْحَانَ اللهُ
Subhaanallaah (33x)
“Maha
suci Allah” (33x)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
Alhamdulillah (33x)
“Segala puji bagi Allah” (33x)
اَللهُ أَكْبَرُ
Allahu Akbar (33x)
“Allah Maha Besar” (33x)
Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus,
ditambah dengan membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ
Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa
syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir.
"Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah
Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala
pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Keterangan: “Barangsiapa membaca
kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun
seperti buih di lautan.” HR. Muslim no.597, Ahmad II/371,483, Ibnu
Khuzaimah no.750 dan al-Baihaqi II/187).
|
7. Kemudian membaca (Surat al-Ikhlash)
:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ>>للَّهُ
الصَّمَدُ>> لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ>> وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا
أَحَد
Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad.
Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang
Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
8. Kemudian
membaca (Surat al-Falaq) :
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ>>
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ>> وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ>> وَمِن شَرِّ
النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ>> وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Qul a'uudzu birabbil falaq. Min
syarri maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin
naffaatsaati fii al'uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.
Katakanlah: "Aku berlindung
kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang
diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari
kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki"
9. Kemudian membaca (Surat an-Naas) :
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ
أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ>> مَلِكِ النَّاسِ>> إِلَهِ
النَّاسِ>> مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ>> الَّذِي يُوَسْوِسُ
فِي صُدُورِ النَّاسِ>> مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ>>
Qul a'uudzu birabbin naas. Malikin
naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii
shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.
Katakanlah: "Aku berlindung
kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan
manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
Keterangan: HR
Abu Dawud no.1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no.755 dan Hakim I/253.
Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no.2324. Ketiga surat tersebut dinamakan
al-Mu’awwidzaat.
10. Selanjutnya, membaca Ayat Kursi:
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huu, al
hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa
maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa
bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii
illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu
hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim.
”Aku berlindung
kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang
berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya
apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari
ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit
dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.”
(Al-Baqarah: 255)
Keterangan: “Barangsiapa yang membacanya setiap selesai
shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR.
An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal
Lailah’ no.100 dan Ibnus Sunni no.124 dari Abu Umamah rahimahullah, dinyatakan shahih oleh
Syaikh al-Albani.
|
11. Khusus setelah selesai shalat Shubuh,
disunnahkan membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ
عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inniy as-aluka ‘ilman
naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.
"Ya Allah, sesungguhnya aku
meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang
diterima."
Demikian bacaan dzikir yang shahih setelah shalat fardhu sesuai
dengan sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam. Mudah-mudahan dapat memberi kebaikan dan manfaat bagi kita semua.
sumber : http://belajarislamsunnah.blogspot.com/2014/01/bacaan-dzikir-yang-shahih-setelah.html
sumber : http://belajarislamsunnah.blogspot.com/2014/01/bacaan-dzikir-yang-shahih-setelah.html
Cerpen Kisah Sahabat / Persahabatan Sejati. Cerpen persahabatan sejati adalah sebuah cerpen yang mengkisahkan tentang persahabatan seorang teman yang begitu erat. Biasanya cerpen kisah sahabat sejati ini banyak sekali diminati oleh para pembaca karena mengangkat realita persahabatan sehari-hari.
Nah pada kesempatan ini, si boy akan sedikit berbagi Kisah Persahabatan Sejati atau cerpen sahabat sejati. Semoga kisah dalam cerpen persahabatan sejati ini bermanfaat bagi semua. Dan langsung saja kita menuju ke TKP.
Kisah Sahabat Sejati
Betapa enak menjadi orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan. Ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan supir pribadi.
Pesan Sponsor
Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Juga sikap orang tuanya.
Mereka sangat ramah. Mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul.
Seperti pada kawan kawan Iwan yang datang ke rumahnya. Mereka menyambut
seolah keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main di
rumah Iwan.Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan. Hanya beda RT. Namun, sudah hampir dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan.
“Ke mana, ya,Ma, Momon. Lama tidak muncul. Biasanya tiap hari ia tidak pernah absen. Selalu datang.”
“Mungkin sakit!” jawab Mama.
“Ih, iya, siapa tahu, ya, Ma? Kalau begitu nanti sore aku ingin menengoknya!” katanya bersemangat
Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Iamendapat keterangan bahwa momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa. Menurut kabar, bapak Momon di-PHK dari pekerjaannya. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi.
“Oh, kasihan Momon,” ucapnya dalam hati,
Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirkan nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah ia selalu murung.
“Ada apa, Wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang sekolah selalu tegar dan ceria!” Papa menegur
“Momon, Pa.”
“Memangnya kenapa dengan sahabatmu itu. Sakitkah ia?” Iwan menggeleng.
“Lantas!” Papa penasaran ingin tahu.
“Momon sekarang sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di-PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja”.
Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan.
“Kalau Papa tidak percaya, Tanya, deh, ke Pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Momon!”
“Maksudmu?”
“Saya ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!” Iwan memohon dengan agak mendesak.
“Baiklah kalau begitu. Tapi, kamu harus mencari alamat Momon di desa itu!” kata Papa.
Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon ketika bertemu dengan Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau Iwan inginberkunjung ke rumah Momon di desa.
“Sorry, ya, Wan. Aku tak sempat memberi tahu kamu!”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira. Karena kita bisa berjumpa kembali!”
Setelah omong-omong cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak keberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri.
“Begini, Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon, apakah kamu mau?” Tanya Papa.
“Soal sekolah kamu,” lanjut Papa, “kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya.”
Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Momon. Tampak mata Iwan berkaca-kaca. Karena merasa bahagia.Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal di rumah Iwan. Sementara orang tuanya tetap di desa. Selain mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Momon yang sudah tua.
Dari Cerpen Kisah Sahabat Sejati diatas, dapat menjadi motivasi kita semua untuk selalu menjaga hubungan persahabatan.
sumber : http://orb.web.id/kisah-persahabatan-sejati.html
Subscribe to:
Posts (Atom)